Monday, 3 October 2016

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar - Pada postingan kali ini, saya akan membahas tentang Kesebangunan dan kekongruenan bangun datar matematika. Untuk memahami materi ini memang cukup mudah. Tapi, apabila kita terlalu mempermudah, maka akan salah dalam memahami konsep kesebangunan dan kekongruenan.  Untuk itu saya akan mengulas tentang kesebangunan dan kekongruenan bangun datar ini dengan sejelas – jelasnya. Oleh karena itu, saya berharap kepada kalian semua untuk terus mengikuti materi ini dengan seksama.

Kesebangunan dan kekongruenan suatu bangundatar, biasanya di pakai untuk membandingkan dua atau lebih bangun datar. Suatu bangun datar dapat dikatakan sebangun apabila sisi – sisinya memiliki perbandingan yang sama. Sedangkan suatu bangun datar dapat dikatakan kongruen apabila bentuk, panjang sisi, dan besar sudut sama besar. Perhatikan gambar dibawah ini:


Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar
Google Image - Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar


Gambar diatas jelas bahwa bangun datar dikatakan sebangun karena setiap sisi – sisinya memiliki perbandingan yang sama yaitu 3 : 6 atau 1 : 2. Dan gambar yang dibawahnya jelas suatu bangun datar dikatakan kongruen karena keduanya memiliki bentuk, ukuran, serta besar sudut yang sama.

Kesebangunan Pada Persegi Panjang

Perhatikanlah dua buah gambar dibawah ini. Dua buah persegi panjang dibawah ini, dapat kita katakan sebangun. Karena, keduanya memiliki sifat yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar
Google Image - Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar

1. Perbandingan antara sisi terpanjang dan sisi terpendek


Perbandingan sisi terpanjang PQ dengan sisi terpendek QR = 39 : 13 = 3 : 1
Perbandingan sisi terpanjang KL dengan sisi terpendek LM = 24 : 8 = 3 : 1
Perbandingan sisi terpanjang RS dengan sisi terpendek SP = 39 : 13 = 3 : 1
Perbandingan sisi terpanjang MN dengan sisi terpendek NK = 24 : 8 = 3 : 1

Dari gambar diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua bangun datar diatas sebangun karena memiliki perbandingan sisi – sisi terpanjang dan sisi – sisi terpendek yang sama besar perbandingannya yaitu 3 : 1.

2. Perbandingan sudut dan kesamaan kedua bangun datar tersebut

Sudut p = sudut q = sudut r = sudut s = sudut k = sudut l = sudut m = sudut n

Kedua bangun datar diatas memiliki besar sudut yang sama tetapi tidak memiliki kesamaan bentuk. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bangun datar diatas tidak kongruen.


Contoh soal kesebangunan dan kekongruenan bangun datar

1. Sebuah persegi panjang PQRS sebangun dengan persegi panjang KLMN. Panjang PQ dan QR berturut – turut adalah 30cm dan 3cm. Panjang persegi KLMN adalah 120. Tentukanlah lebar dari persegi panjang KLMN.

Jawab:

Karena persegi panjang diatas sebangun, maka berlaku:

PQ / KL = QR / LM
30 / 120 = 3 / LM
3 . 120 = 30 . LM
360 = 30LM
LM = 12cm.

Jadi, lebar dari persegi panjang KLMN adalah sebesar 12cm.


Kesebangunan pada bangun datar segitiga

Pada bangun datar segitiga, konsepnya sama saja bahwa dikatakan sebangun dan kongruen apabila perbandingannya sama serta besar sudutnya sama. Contoh:


Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar
Google Image - Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar

Kedua bangun datar segitiga diatas merupakan contoh bangun datar yang sebangun. Karena:
Perbandingan sisi AB sesuai dengan PQ = AB / PQ = 8 / 4 = 2 / 1
Perbandingan sisi AC sesuai dengan PR = AC / PR = 4 / 2 = 2 / 1
Perbandingan sisi BC sesuai dengan QR = BC / QR = 6 / 3 = 2 / 1
AB / PQ = AC / PR = BC / QR = 2 / 1

Besar sudut yang bersesuaian memiliki kesamaan
Sudut a = sudut p, sudut b = sudut q, sudut c = sudut r
Namun belum isa dikatakan kongruen karena tidak sama besar.

Contoh soal kesebangunan segitiga

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar
Google Image - Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar

Diketahui segitiga ABC sebangun dengan segitiga ADE. Panjang BC = 9cm, DE = 6cm, AB = 12cm, AC = 12cm. Tentukanlah panjang dari AD dan AE.

Jawab:

Karena keduanya sebangun, maka berlaku:

BC / DE = AC / AE
9 / 6 = 12 / AE
9 . AE = 12 . 6
9AE = 72
AE = 72 / 9
AE = 8cm

Dari jawaban diatas, maka dapat kita simpulkan:

9 : 6 = 3 : 2
12 : 8 = 3 : 2
12 : AD = 3 : 2
12 . 2 = 3 . AD
24 = 3AD
AD = 8cm



Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar - Sekian penjelasan yang dapat saya sampaikan, saya harap kalian semua dapat memahaminya dengan baik. Saya berpesan agar kalian semua senantiasa rajin mengerjakan soal – soal agar ingatan kalian kuat. Tidak lupa juga saya sampaikan bahwa dengan anda rajin belajar maka kedepannya kalian sendirilah yang merasakan enaknya. Terimakasih sampai ketemu besok.

Saturday, 1 October 2016

Persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel kelas 7 SMP

Persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel kelas 7 SMP - Pada postingan kita kali ini, saya akan membahas tentang Persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel kelas 7 SMP. Bagi kalian yang belum mengerti tentang materi ini, saya akan menjelaskannya sampai tuntas. Namun kalian juga harus rajin belajar yaa. Jangan pernah malas untuk belajar. Saya juga akan memberikan beberapa contoh untuk kalian belajar dirumah. Sebelum masuk kedalam tema pembahasan kita, saya akan mengingatkan sedikit tentang persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.


Persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel kelas 7 SMP
Google Image - Persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel kelas 7 SMP

Persamaan linear satu variabel merupakan suatu konsep perhitungan dimana didalamnya hanya terdapat satu variabel berpangkat satu. Selain itu, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dapat pula diartikan sebagai kalimat terbuka yang dipisah dengan lambang ( = ) maksudnya belum dapat diketahui nilai pastinya, yang memiliki satu variabel berpangkat satu. Misal: x + 4 = 8 atau p + 7 = 14. X dan p merupakan variabel berpangkat satu yang belum diketahui secara pasti nilai nya.

Contoh soal persamaan linear satu variabel

Ketika kita mengerjakan soal persamaan linear satu variabel, yang harus kita lakukan adalah mengurangkan atau menjumlahkan antara ruas kanan dan ruas kiri dengan angka yang sama.

Contoh:

Carilah penyelesaian soal berikut, x – 6 = 7
Untuk menyelesaikan soal diatas, kita harus menghilangkan angka 6 di ruas kiri agar tersisa variabel x saja. Caranya kita jumlahkan saja dengan angka 6 antara ruas kanan dan kirinya.
Jadi, 

x – 6 + 6 = 7 + 6
x = 13

mudah bukan. Jika soalnya seperti ini, 4x + 8 = 32
maka cara penyelesaiannya sama seperti diatas yaitu:

4x + 8 – 8 = 32 – 8
4x = 24
Maka x = 24 / 4
X = 6

Apa bila dalam soal adalah berbentuk pembagian seperti ini, 3x / 6 = 9 maka caranya yaitu kita kalikan dengan angka yang sama di kedua ruas agar tersisa variabel x nya saja.

3x / 6 = 9
3x / 6 . 6 = 9 . 6
3x = 54
X = 18


pertidaksamaan linear satu variabel merupakan kalimat terbuka yang dipisah oleh lambang – lambang yang menyatakan pertidaksamaan seperti berikut:

> = Lebih dari
< = Kurang dari
> = Lebih dari atau sama dengan
< = Kurang dari atau sama dengan
≠ = Tidak sama dengan

Seperti, 3x – 2 < 13 atau 4x/3 + 4 > 3

Contoh soal pertidaksamaan linear satu variabel

Untuk menyelesaikan soal diatas, sama seperti cara pertama yaitu dengan cara mengurang atau menjumlahkan serta membagi atau mengalikan kedua ruas dengan angka yang sama agar tesisa variabel x saja. 

Contoh:

3x – 2 < 13
3x – 2 + 2 < 13 + 2
3x < 15
X < 15 / 3
X = 5

Mudah bukan? Jelas mudah, namun biarpun mudah apabila kalian jarang mengerjakan soal, tentu akan lupa juga. Untuk itu saya akan berikan kalian beberapa soal untuk kalian kerjakan di rumah.

Contoh soal persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel

1. , tentukan nilai x
2.  tentukan nilai x
3. Carilah penyelesaian dari 3x - 6 < 12
4. Tentukan penyelesaian dari persamaan 2x + 7 = 5x – 5
5. Ruang kelas 9A berbentuk persegi panjang dan memiliki keliling 32 meter. Lebarnya 4 meter lebih pendek dari panjang ruang kelas tersebut. Tentukan panjang dari ruang kelas tersebut !



Persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel kelas 7 SMP - Nah, inilah yang dapat saya berikan kepada sahabat – sahabat semua. semoga materi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. saya tidak pernah lelah untuk mengingatkan kepada kalian semua untuk rajin dalam belajar terutama dalam hal mengerjakan soal – soal. Untuk itu, jangan lupa dikerjakan yaa contoh soal yang telah saya berikan diatas. Terimakasih.

Friday, 30 September 2016

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel - Selamat pagi semua, nah, sekarang saya akan memberikan sedikit materi tentang Sistem Persamaan Linear Dua Variabel atau bisa juga disebut SPLDV. Kalian semua pasti sudah tahu kan apa yang dimaksud dengan SPLDV? Saya yakin jika kalian semua rajin belajar pasti bisa untuk mengerjakan soal – soal yang berkaitan dengan SPLDV. 


Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Google Image - Sistem Persamaan Linear Dua Variabel


Sistem Persamaan Linear Dua Variabel atau biasa kita kenal dengan SPLDV merupakan salah satu materi yang pengerjaannya membutuhkan ketelitian dari yang mengerjakannya. Apabila kita salah sedikit, maka kebawah – bawahnya akan cenderung salah. Sebenarnya untuk masalah pengerjaannya tidak terlalu rumit, hanya saja membutuhkan ketelitian. Jika kalian ingin mudah dalam mengerjakan soalnya, maka kalian harus rajin mencari soal – soal yang seperti ini. Saya akan kalian beberapa contoh soal nanti, namun sebelum itu saya akan memberitahukan apa itu SPLDV.


Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah sebuah persamaan dimana didalamnya terdapat dua variabel yang memiliki derajat satu. Pada umumnya, SPLDV ini berentuk seperti ini ax + by = c. X dan y dalam persamaan tersebut merupakan variabelnya. Di dalam soal, biasanya kita menemukan bentuk SPLDV ini seperti:

Ax + by = c
Px + qy = d

X dan Y merupakan variabel, a, b, p, q merupakan koefisien, sedangkan c dan d merupakan konstanta. Untuk menyelesaikan SPLDV ada dua cara yaitu: metode substitusi dan metode eliminasi. Untuk lebih jelasnya lagi, mari kita simak pembahasannya berikut ini.

Metode Substitusi

Pada metode ini, kita harus mensubstitusikan atau mengganti salah satu variabel untuk dimasukan ke persamaan yang lain. Contoh:
x – 6y = 18 ... ( I )
2x + 8y = 4 ... ( II )
Tentukan nilai x dan y.
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah dengan mengubah salah satu persamaan diatas seperti, x – 6y = 18 maka, x = 18 + 6y .... ( I )

Nah, jika kita sudah mendapatkan salah satu persamaan, maka kita substitusikan persamaan ( I) ke dalam persamaan ( II ). Caranya yaitu:

Karena kita sudah mendapatkan x nya maka, 
2(18 + 6y) + 8y = 4
36 + 12y + 8y = 4
20y = 40
Y = 2

Begitu juga untuk mencari nilai x, kita masukan saja nilai y tadi ke salah satu persamaan diatas. Seperti: 

2x + 8y = 4
2x + 8(2) = 4
2x + 16 = 4
2x = 4 – 16
X = -12 / 2
X = -6

Penyelesaian persamaan diatas adalah X = -6 dan Y = 2.
Maka himpunan pentelesaiannya adalah HP : { -6, 2 }.

Metode Eliminasi


Pada metode ini, kita hanya meng – eliminasi salah satu variabel x atau y dengan cara sebagai berikut:
2x + y = 3
x + 2y = 3

Jika kita ingin menghilangkan variabel y, kita lihat perbandingannya terlebih dahulu, perbandingannya adalah 1 : 2 oleh karena itu agar sama kita kalikan 1 dan 2:

2x + y = 3 | x [2] => 4x + 2y = 6
x + 2y = 3 | x [1] => x + 2y = 3 –
3x = 3
X = 1

Jika kita sudah mendapatkan x nya, maka untuk mencari nilai y kita masukan saja nilai x nya ke salah satu persamaan diatas. Misal:

2x + y = 3
2(1) + y = 3
2 + y = 3
Y = 3 – 2
Y = 1

Jadi penyelesaian dari persamaan diatas adalah X = 1 dan Y = 1
Himpunan penyelesaiannya adalah HP : { 1, 1 }

Agar kalian bisa lebih paham lagi, kerjakanlah soal – soal dibawah ini:

1. 2x+y=5 dan 3x-2y=4
2. x+3y=9 dan 3x-y=4
3. 2x+y=12 dan x−y=3
4. Diketahui sistem persamaan
        3x + 7y = 1
        2x – 3y = 16
        Nilai x.y
5. Harga dua baju dan satu kaos Rp 170.000,00, sedangkan harga satu baju dan tiga kaos Rp 185.000,00. Harga tiga baju dan dua kaos adalah?


Sistem Persamaan Linear Dua Variabel - Nah, mungkin ini yang bisa saya berikan, saya hanya mengingatkan kepada kalian semua untuk tetap semangat dalam menempuh pendidikan. Jangan pernah malas untuk belajar. Sekian materi yang dapat saya sampaikan kepada kalian semua, mungkin dipertemuan kita selanjutnya, saya akan membahas materi yang lebih menarik lagi. Terimakasih.

Saturday, 19 December 2015

GLOBAL WARMING

Global Warming and the solutions
Global Warming became the most hot issue in entire the world. The effect of Global Warming is very dangerous for the environment. But, there are still a lot of people who think about the global warming as just the issue and it is never make an effect to our Earth in the future. Though, there are a lot of signs from the nature that arise as the bad effect of Global warming.
The increasing sea levels has been occured in many areas in this world.  This increase happened because of the melting of the ice in the north polar. It cause of the world too hot, and make the ice in the north polar become melting. Beside of that, we can see a lot of hurricanes, thunders, and tornado in the world with easily. Global Warming make the farms get the failure and it make reduce the foods supplies.
The cause of global warming

Generally, there are a lot of reasons that can make global warming. The use of excessive fossil fuels too much because of the vehicles are increasing is the main reason. Besides that, livestock and agriculture also have contribution such as using excessive methane gas as the fertilizers.
The chemicals in fertilizers can not only damage the air lining, but also the waters, soils, and production of the food.  Besides that, the reasons why global warming happen is because the factor of deforestation (land clearing) in big scale to make the public facilities, such as road, school, hospital, and another buildings.
The solutions to minimize global warming
To reduce the effect of global warming which happened, you can try to do these tips: First, choose the energy saving lamps as the lighting in your house. Energy saving lamps have more expensive than the general lamps, but the energy which is needed to light up is smaller than general lamps. Beside of that, this lamp is more durable.
Second, do not forget to turn off the lamps when they were not in use again. When paying the bills, you will choose to pay online. This method is more econimal than pay directly. You can reduce the using paper which is used as noted invoice. You can save the fuels of your vehicles because you are not need to use your vehicles as when pay directly.
Third, laptops and computer are the most things which is used in daily in every house. You should turn off this device when they are not in use too. And You can choose to do not use the screen saver to save the energy.


Fourth, when shopping, you should bring your own bag which is made from the cloth. Avoid to use plastic bags which is given by the supermarket. Plastic is a material that is difficult to be processed naturally by the environment. It took hundred years to make it decomposed.
Fifth, to have friendly environment, you can use bicycle which will good for your healthy too. In addition,  you must keep the condition of tap in your house in good condition.  From a lot of researches, broken taps can make the a lot of litter waters wasted in vain. Though, amount of the waters in the Earth is not much anymore. The last, always try to fill your courtyard with the trees. Tree can release oxygens which can make the air become fresh.

contoh laporan bacaan

Identitas Buku
Judul      : Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian Di Perguruan Tinggi
Penulis    : Dr. Ermanto, S. Pd., M. Hum. dan Dra. Emidar, M. Pd.
Penerbit  : Universitas Negeri Padang Press
Cetakan : Pertama, Mei 2009
Tebal      : 274 Halaman
I.                   PENDAHULUAN
Buku yang dilaporkan adalah buku yang berjudul Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian Di Perguruan Tinggi yang ditulis oleh Ermanto dan Emidar. Buku ini diterbitkan pada Mei 2009 dan dicetak di padang oleh penerbit Universitas Negeri Padang Press dengan tebal 274 halaman.
Buku ini menjelaskan tentang sejarah dan perkembangan Bahasa Indonesia, aturan-aturan serta tata cara dalam penggunaan Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan.
Materi dalam buku ini disajikan dalam beberapa bab yang selalu didahului oleh penjelasan isi bab dan tujuan instruksional yang dapat dijadikan patokan oleh pembaca untuk memahami materi setiap subbab. Di akhir bab, dikemukakan pula pendalaman materi dalam bentuk latihan dan atau tugas. Adapun cakupan materi secara umum yang dibentangkan dalam buku ini antara lain: Sejarah Pertumbuhan, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia; Bahasa Indonesia Baku; EYD; Penyusunan Kalimat Bahasa Indonesia Ragam Formal; Penyusunan Paragraf dan Karangan; Penyusunan Karangan Ilmiah; Keterampilan Membaca Sumber Ilmiah; Keterampilan Menyampaikan Gagasan dan Temuan Ilmiah; dan Keterampilan Menulis Surat Resmi.
II.                LAPORAN BAGIAN BUKU
Buku Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi yang ditulis oleh Ermanto dan Emidar pada Mei 2009 ini, disusun dengan komposisi materi yang sesuai dengan kebutuhan perkuliahan Bahasa Indonesia di Perguruan tinggi.
            Bab I: Sejarah Pertumbuhan, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
                                    Bab I menyajikan tentang Sejarah Pertumbuhan, Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia.  Penjelasan bab ini dimulai dengan sejarah pertumbuhan bahasa Indonesia yaitu bahasa Indonesia atau yang kita kenal sekarang dengan bahasa melayu berasal dari daratan pulau Sumatera dan daratan Malaysia sekarang. Pertumbuhannya terjadi dengan penambahan dari beberapa bahasa daerah lain dan bahasa asing.
                                    Selanjutnya penulis menjelaskan tentang kedudukan Bahasa Indonesia yaitu:
1.      Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
2.      Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
Pada akhir bab, penulis menjelaskan tentang fungsi bahasa Indonesia. Disini dijelaskan bahwa ada empat fungsi bahasa tergantung dengan kedudukannya, yaitu:
1.      Empat fungsi bahasa Indonesia  dalam kedudukannya sebagai bahasa Nasional
a.       Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggan nasional
b.      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas nasional
c.       Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa
d.      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya
2.      Empat fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara
a.       Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan
b.      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
c.       Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional
d.      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Bab II. Bahasa Indonesia Baku, Tantangannya, Serta Pengembangannya
            Pada bab II Ermanto dan Emidar menjelaskan tentang Bahasa Indonesia Baku, tantangannya, serta pengembangannya. Pada bab ini dijelaskan bahwa bahasa Indonesia baku merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia yang umumnya digunakan oleh masyarakat terdidik.
            Ermanto dan Emidar juga menjelaskan bahwa ciri-ciri bahasa Indonesia itu ada dua, yaitu:
1.      Ciri kemantapan dinamis
2.      Ciri kecendekiaan
Fungsi bahasa Indonesia baku adalah:
1.      Fungsi pemersatu
2.      Fungsi pemberi kekhasan
3.      Fungsi pembawa wibawa
4.      Fungsi sebagai kerangka acuan
Bab III. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
            Pada bab ini Ermanto dan Emidar menjelaskan EYD yang dimulai dengan menjelaskan sejarah perkembangan EYD. Inti dari bab ini adalah aturan-aturan dan contoh-contoh dalam penggunaan huruf dan tanda baca yang benar dalam penulisan kata maupun kalimat.
Bab IV. Penyusunan Kalimat Bahasa Indonesia Ragam Formal
            Bab ini menjelaskan tentang penerapan diksi (Pilihan Kata) dalam kalimat ragam formal. Disini Ermanto dan Emidar menjelaskan bahwa alasan untuk memilih kata dan penggunaan yang tepat adalah:
1.      Kata-kata ada yang memiliki makna denotatif dan ada yang sekaligus memiliki makna konotatif.
2.      Kata-kata ada yang memiliki kakna umum dan makna khusus.
3.      Kata-kata ada yang memiliki makna sinonim.
4.      Kata-kata ada yang berupa kata ragam formal(baku) dan kata ragam percakapan(non baku).
5.      Kata-kata perlu digunakan secara tepat.
6.      Kata-kata perlu ditulis secara benar.
Pada bab ini juga dijelaskan  struktur kalimat, kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan maupun tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa unsur-unsurnya lengkap, susunan unsur-unsurnya menurut urutan yang paling umum, dan tidak mengandung pertanyaan atau pengingkaran.
            Bab V. Penyusunan Paragraf dan Karangan
                                    Bab V menjelaskan tentang Penyusunan Paragraf Dan Karangan. Ermanto dan Emidar memulai dengan menjelaskan hakikat paragraf pada bab ini. Paragraf adalah satuan pikiran atau gagasan atau topik sederhana yang pada umumnya diungkapkan dalam beberapa kalimat. Ermanto dan Emidar juga menjelaskan bahwa kegunaan paragraf adalah:
1.      Pemudahan pengekspresian gagasan, pikiran, perasaan dalam rangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2.      Memudahkan penataan topik-topik sebagai kesatuan rangkaian dalam suatu karangan.
3.      Memudahkan pengembangan topik karangan menjadi topik sederhana.
4.      Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan satu tema dari tema lainnya.
5.      Memisahkan dan menegaskan pergantian suatu topik dengan topik lainnya secar formal.
Jenis-jenis paragraf dapat dilihat dari beberapa aspek:
1.      Kelengkapan paragraf
a.       Paragraf sederhana
b.      Paragraf sempurna
2.      Fungsi paragraf dalam karangan
a.       Paragraf pengantar/pembuka
b.      Paragraf penghubung/peralihan
c.       Paragraf penutup
d.      Paragraf pokok/pengembang
3.      Teknik pemaparan paragraf
a.       Paragraf deskripsi
b.      Paragraf narasi
c.       Paragraf eksposisi
d.      Paragraf argumentasi
e.       Paragraf persuasi
Bab VI. Penyusunan Karangan Ilmiah
            Pada bab VI, Ermanto dan Emidar menjelaskan tentang Penyusunan Karangan Ilmiah. Pada bab ini dijelaskan wujud dari karangan ilmiah, yaitu: makalah, tugas akhir dan skripsi, laporan praktik, tesis, disertasi, dan artikel ilmiah.
            Pada bab ini Ermanto dan Emidar juga menjelaskan hakikat karia ilmiah yaitu suatu karangan yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan atau prosedur ilmiah. Pada bab ini juga terdapat tata cara penulisan daftar pustaka, penulisan catatan kaki, penulisan abstrak dan ringkasan penelitian, dan cara menyajikan dan mempertahankan hasil penelitian.
Bab VII. Keterampilan Membaca Sumber Ilmiah
            Bab VII menjelaskan tentang Keterampilan Membaca Sumber Ilmiah, pembahasan ini menelaah lebih jauh tentang karakteristik sumber ilmiah, memahami penanda informasi penting dalam bacaan, tipe-tipe informasi dalam bacaan, dan beberapa kiat memahami sumber ilmiah.
            Disini dijelaskan keterampilan membaca lebih penting untuk menyerap informasi karena:
1.      Sumber bacaan, agaknya jauh lebih banyak daripada sumber simakan.
2.      Informasi dan ilmu pengetahuan pada umumnya selalu didokumentasikan dalam bentuk bacaan.
Bab VIII.  Keterampilan  Menyampaikan Gagasan
            Bab VII menjelaskan tentang Keterampilan Menyampaikan Gagasan, disini Ermanto dan Emidar menjelaskan penggunaan bahasa dalam forum ilmiah, dalam hal ini ada beberapa hal yang diperhatikan dalam penyampaian gagasan, yaitu:
1.      Bahasa yang berlogika
2.      Bahasa yang berhati nurani
3.      Bahasa yang mengembangkan kerjasama
Selain hal di atas, yang juga sama pentingnya adalah:
1.      Modus positif berbicara
2.      Berbicara dengan mengaktifkan pendengaran
3.      Hukum komunikasi
4.      Keterampilan berpidato dan berceramah
BAB IX. Keterampilan Menulis Surat Resmi
            Ermanto dan Emidar menjelaskan pada bab IX bahwa pembahasan ini dilakukan dengan menelaah lebih jauh tentang hakikat surat, fungsi surat, persyaratan surat, jenis surat, langkah menyusun surat, bentuk atau format surat, bagian-bagian surat, dan bahasa surat.
            Disini juga dijelaskan bahwa fungsi surat adalah:
1.      Surat sebagai pengganti diri
2.      Surat sebagai bukti tulis
3.      Surat sebagai pedoman kerja
4.      Surat sebagai sumber data
5.      Surat sebagai bukti sejarah
Persyaratan surat adalah:
1.      Surat harus memiliki maksud dan jelas
2.      Surat harus menggunakan bahasa lugas
3.      Surat harus disusun dengan singkat
4.      Surat harus memuat informasi yang lengkap
5.      Surat harus memuat informasi yang tepat
6.      Surat harus menggunakan komunikasi yang sopan dan simpatik
7.      Surat harus mempunyai format yang wajar dan menarik
Di bagian bab ini juga memuat jenis-jenis surat, langkah-langkah menyusun surat, bagian surat, dan bahasa surat.